- techpromlab
Antisipasi Menyambut Musim Hujan
Musim kemarau telah memperlihatkan banyak peristiwa kepada kita untuk direnungi bersama. Kekhawatiran pun kerap muncul di sela-sela langkah kita dalam menghadapi kondisi lingkungan di masa depan. Musim kemarau yang berkepanjangan membuat kita sepatutnya sadar bahwa ada beberapa aspek yang harus kita atasi untuk mencegah peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia mengganggu aktivitas keseluruhan masyarakat. Mulai dari kurangnya pasokan air bersih, mengganggu aktivitas beberapa lapangan pekerjaan seperti petani, hingga masalah kesehatan. Kurangnya pasokan air bersih ini merupakan salah satu dampak yang diperoleh dari ketiadaannya cadangan air tanah di bawah tanah. Air tanah yang terus dikuras untuk dikonsumsi menyebabkan tanah kehilangan kelembapannya dan terjadi kekeringan di beberapa wilayah.
Musim hujan sebentar lagi akan tiba. Akan tetapi, musim hujan kerap diidentikkan dengan banjir. Lewat kasus-kasus yang telah terjadi, rata-rata banjir terjadi karena tersumbatnya saluran air oleh sampah yang dibuang sembarangan. Selain itu, pada beberapa tempat terkadang ada tanah yang tidak optimal dalam melakukan penyerapan air. Di samping itu, merebaknya pembangunan pun menjadi salah satu pemicu kenapa banjir bisa terjadi. Hal ini karena infrastruktur yang dirancang tidak menggunakan material yang dapat mendukung siklus alam dalam melakukan perannya.
Lalu bagaimana cara kita menghadapinya?
Kita harus mempersiapkannya mulai dari sekarang. Pertama, kita harus terbiasa dan juga saling mengingatkan kepada sesama untuk membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang dibuang sembarangan akan menyumbat saluran air sehingga air meluber dan terjadi banjir. Kedua, kita bisa membuat daerah resapan air. Daerah resapan air diperlukan karena merupakan langkah antisipasi untuk kembali ‘mengisi ulang’ cadangan air di bawah tanah yang terkuras habis. Pengoptimalan daerah resapan air beberapa di antaranya dengan membuat biopori dan sumur resapan air.
Ketiga, dalam pembangunan infrastruktur kita bisa mengatasinya dengan menggunakan material yang ramah lingkungan, seperti PoreBlock, paving block berpori yang dapat membantu proses penyerapan air ke dalam tanah. Pada beberapa area, daerah yang berpotensi menjadi daerah resapan air sering tidak berfungsi karena pembangunannya menggunakan material yang menghalangi air diserap oleh tanah seperti penggunaan aspal dan paving block.
PoreBlock sebenarnya dapat membantu proses penyerapan air. Sebagai paving block anti banjir pori-pori yang dimiliki PoreBlock memberikan akses jalan kepada air untuk diserap oleh tanah. Dengan begitu, air yang sudah terserap akan turun ke dalam tanah dan menyediakan cadangan air untuk dipergunakan kembali dan sebagai cadangan di masa depan.
Langkah-langkah yang dapat kita lakukan terbilang sederhana, hanya saja kita perlu ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengoptimalkannya.
Yuk, berjalan beriringan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.